Anakku si Peniru Ulung

Pernah ngeliat tingkah anak yang aneh dan tidak sesuai ekspektasi ? Coba evaluasi apa dulu pernah kita melakukan hal aneh itu di depan anak? Kalau ya, kenapa sekarang protes dia melakukan itu? Dia kan hanya meniru yang apa yang dia lihat. Yaitu kamu, ibunya sendiri.

Itu adalah pertanyaan dan jawaban yang pantas sekali kutujukan untuk diriku sendiri. Karena masih sering merasa belum berhasil menjadi sosok contoh yang baik.

Satu ketika, saat sedang dititah, anakku mendorong pintu dengan kaki. Aku sedikit kesal melihat polanya. "Ih kok pake kaki?" Sedikit celetuk refleks ku saat itu. Kemudian ku teringat, "Oh ya, kan tangannya sedang ku pegangin". Pada saat yang lain, kakinya suka menendang mainan yang berceceran. Bukan memindahkannya dengan tangan. Setelahnya, memoriku terbang semakin jauh, teringat pernah kulakukan hal yang sama pada waktu itu.

Aku pernah, saat hendak membuka pintu, tetapi tangan kanan memegang piring, dan tangan kiri menggendong si kecil, maka kaki otomatis menjadi solusinya. Di waktu yang lain, saat ada mainan tergeletak tidak pada tempatnya, dan menggangu jalan, kaki pun menjadi kepanjangan tangan untuk sekadar menggeser agar tak terijak. Hal-hal tersebut mungkin sangat telihat wajar dan masih dianggap sopan karena tidak berhubungan dengan etika karena tidak sedang berhadapan dengan orang lain. Tapi rupanya, anakku merekam itu. Dan menirunya! 

Kenapa aku harus mengomentarinya dengan menganggap itu tidak sopan? Kan aku juga melakukan itu? Artinya aku juga tidak sopan ya? Jegeerr~~ aku baru tersadar. Ternyata aku mengajarkan yang kurang baik. 

Yang namanya anak, wajar saja dia meniru. Dunia ini adalah hal yang baru untuknya. Dunia yang  selama ini dilihatnya adalah rumah. Ia memang suka keluar rumah, suka juga kami ajak ke tempat2 umum. Tapi dunia yang dilihat nya masih terbatas. Hal-hal yang menjadi pelajaran baginya, memang masih banyak di rumah. Jadi apapun yang dilihatnya di rumah, ya akan dianggap seperti pelajaran baru. 

Contoh itu baru hal dan kebiasaan kecil. Masih banyak hal-hal dan kebiasaan yang bisa banget dia contoh. Seperti apa yang dilakukan setelah bangun tidur, apakah berdoa, solat dan merapikan tempat tidur? Atau langsung beraktivitas meninggalkan ruangan yang penuh kekacauan? Hal lain  juga seperti merapikan meja dan tempat setelah makan, mengucapkan salam, bertegur sapa, dan memberi makan (berbagi). Sering sekali kita tidak sadari, anak kita merekam apa yang kita lakukan. 

Hal ini juga menurutku berkaitan erat dengan hal-hal penting dan mendasar. Seperti solat, mengaji, berkata jujur, adab berpakaian, adab menuntut ilmu, dll. Jika ia sudah terbiasa di rumah melihat orang tuanya mengisi waktunya dengan hal-hal baik, maka memorinya akan penuh dengan hal baik, kebiasaannya pun akan terbentuk menjadi kebiasaan baik.

Maka dari itu, aku ingin mengingatkan para ibu dan ayah di luar sana. Jika kalian berharap anak kalian menjadi anak yang baik, jujur, cerdas, sopan, rapi, mandiri dan soleh serta solehah, berilah contoh. Jika belum bisa memberi contoh baik, setidaknya, janganlah beri contoh buruk. Karena ia adalah peniru ulung. Peniru yang tak perlu arahan, pasti belajar dan meniru yang ia lihat.

Bekerja samalah dengan pasanganmu, untuk terus saling mengingatkan dalam kebaikan. Insya Allah, anak-anak akan lebih terarah dan kita pun bisa terbiasa berlaku baik dan menghilangkan kebiasaan buruk.

Semua ungkapan dan cerita di atas, tak lain adalah sedikit pengalamanku di rumah. Tanpa maksud menggurui, tapi hanya sekedar berbagi cerita. Dari pengalaman yang baru sedikit ini, semoga bisa menjadi pelajaran untuk orang lain dan khususnya untuk aku dan suamiku sendiri.

Titip salam untuk pasanganmu. Silakan bawa topik ini menjadi pillow talk kalian malam ini. Semoga esok, kita semua menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Oiya, kalau kamu, punya pengalaman apa mengenai si peniru ulung di rumah mu? Ceritakan di kolom komen ya! 

Salam sayang & semangat belajar!

-Bunda Rausyan-