Gimana Sih Cara Masak MPASI? (Cerita Pengalaman dan Ilmu dari Kulwap)


"Gimana sih cara masak MPASI? Dicampur semua, atau dipisah-pisah?" Kalimat itu mengawali percakapanku dengan salah satu teman yang anaknya sebentar lagi memasuki usia 6 bulan. Artinya, sebentar lagi temanku disibukkan dengan berbagai aktifitas baru seputar MPASI. Mulai dari pilih menu, masak, sampai proses makannya.

Memang masa MPASI itu seru-seru gimana gitu. Karena akan banyak banget pengalaman baru yang menuntut bunda mengeluarkan sabar hingga tetes terakhir. Mungkin kalau di superindo dijual si sabar itu, tiap hari sudah laku dibeli emak emak yang lagi berjuang di masa MPASI. Hahaha

Balik ke pembahasan awal, tentang cara memasak MPASI, aku punya beberapa info yang mungkin bisa bermanfaat buat kalian.

Jadi, awalnya aku tu masak MPASI pakai slow cooker. Karena kondisi aku yang masih kerja berangkat pagi dan pulang sore. Aku gak sempat masak yang ribet di pagi hari. Eh tapi bukan itu alasan utamanya sih,. Alasan utamanya, aku ga bisa masak. 🤭🤭

Iya aku tu belum ngerti gimana pakem-pakem dalam memasak. Gatau kalau menu ini pakai bumbu A B C, menu itu pakai bumbu C D G, menu yang lain pakai bumbu A E H. Duhhh pokonya pikiranku sudah mumet kalau mikirin menu dan bumbu. Dan gak cuma itu, aku juga bingung dan ga paham tentang teknik-teknik memasak. Gatau kalau bumbu harus ditumis dulu, gatau kalo di rebus itu airnya seberapa banyak, cara biar empuk gimana, masak daging harus direbus dulu. Wah parah deh level memasakku itu. Rasanya ngintip gerbang masterchef aja udah ga pantes. Boro-boro masuk hahahah

Maka dari itu,aku pilih slow cooker. Masak saat malam hari. Aku cuma cukup taro beras, bahan mentah, bumbu, dan air. Colok ke listrik, pencet pilihan waktunya, tinggal tidur deh. Hahay. Setelah mateng, semua bumbu sudah lembut, hanya tinggal disaring atau diblender jika masih perlu. Gak perlu pikir teknik tumis rebus kukus dll. Semua selalu di campur dan rebus sampai mateng. haha

Aktivitas itu aku lakukan sejak umur Rausyan 6 bulan sampai 7.5 bulan. Sampai akhirnya setelah mau mulai usia 8 bulan, aku mulai sadar bahwa Rausyan harus naik tekstur. Mulailah aku kebingungan karena slow cooker hanya menghasilkan tekstur lembut. Sulit mengaturnya untuk memiliki tekstur.

Kebingungan ku terjawab setelah ku bertanya dengan teman yang sudah lebih senior dalam hal MPASI. Temanku bilang memasak dengan slow cooker memang akan menyulitkan naik tekstur. Temanku memaksaku untuk masak sendiri. Daripada Rausyan gak belajar naik tekstur, katanya.

Akhirnya aku coba-coba memasak dengan kompor. Mulai dari merebus beras, dan merebus ikan. Ku beranikan diri dengan bermodalkan info resep dari teman. Not bad, Rausyan suka.

Aku masih suka nakal beberapa kali pakai slow cooker, karena aku masih sibuk kerja.

Sampai akhirnya datanglah si Corona-19. Makhluk kecil nan ganas yang memaksa kita semua memindahkan aktivitas bekerja ke rumah dan menyetop segala macam aktifitas di luar rumah. Akupun ikut terkena imbas. Aku harus WFH. 24 jam di rumah aja.

Keadaan itu menjadikanku memiliki waktu yang lebih panjang untuk menyiapkan MPASI. Karenanya pun, aku semakin mantap untuk memasak manual menu makanan Rausyan.

Nah, pada saat yang sepertinya berdekatan, aku dipertemukan dengan Instagram salah seorang dokter yang postingannya banyak yg berfokus pada ASI dan MPASI homemade. Beliau adalah dr. Regia. (@regia18). Dan ternyata dr Regia membuka kulwap (kuliah WhatsApp) tiap bulannya. Tak pikir panjang, akhirnya ku ikutilah kelas itu. Karena aku serius ingin memberikan makanan terbaik untuk Rausyan, tapi kemampuanku masih sangat payah. Kulwapnya itu berbayar, Rp 50.000 kalau tidak salah.

Dan, waww.. dari kulwap yang aku ikuti itu, ternyata MPASI itu mudah banget. Kapan-kapan aku bahas deh cerita lengkapnya. Kali ini, aku mau bahas tentang cara masak MPASI berdasarkan ilmu yang ku dapat dari kulwapnya.

Jadi, masak MPASI itu simple bgt. Sesimple masak buat orang dewasa. Anak bayik itu butuh karbohidrat, protein, buah, sayur dan lemak. (insyaAllah aku akan bahas tentang komposisi MPASI ini next time). Mirip sama kita kan? Cuma bedanya, kita gaboleh banyak lemak, mereka butuh lemak. Karena lemak dibutuhkan otak untuk perkembangannya. 

Sebelum kita lanjut, mau mundur sedikit. Aku mau tanya, apa sih target MPASI?? Ada yg tau?? (Lha kok jadi tanya jawab hehe)

Langsung aja aku kasih tau ya, tp semoga kalian memang udah tau ya. Jadi target MPASI itu anak bisa makan makanan keluarga saat umur 12 bulan a.k.a 1 tahun.

Maka dari itu, kasih lah anak bayi makanan yang biasa ada di rumah, karena mereka akan makan makanan itu juga nantinya. Gak perlulah kita dipusingkan dengan bahan bahan makanan impor dan mahal. Gak perlu juga kita dipusingkan cara masak yang ribet. Gak perlu juga kita takut mengenalkan bahan-bahan kampung dan bumbu-bumbu nusantara. Karena mereka perlu mengenal itu. 

Jadi, saat belanja, pilihlah bahan-bahan lokal biasa. Beras putih biasa. Gak perlu yg mahal organik dan impor. Kalau punya uang, ya silakan. Kalau ga punya uang berlebih, ya ga perlu memaksakan. Boleh kok makan beras putih biasa. Eh tapi berasnya dimasak dulu ya, sampe jadi bubur atau nasi. Hahaha saat memilih protein, pilihlah yg fresh dan halal. 

Kalau adanya ayam broiler ya gapapa. Ga perlu maksain mau pake ayam kampung. Telur ayam negeri pun, boleh kok. Hati ayam? Bagus banget. Lele, mujaer, gurame? Boleh dong. Salmon? Boleeeh tapi gak musti menjadi bahan utama yang kudu banget pake salmon. Gak perlu. Lele dan tongkol pun kandungannya sangat bagus seperti salmon. 

Nah, untuk lemak, banyak juga ni yang ikut-ikutan pakai butter impor. Padahal gak harus kok. Tapi boleh? Ya boleh. Mau salted butter atau unsalted butter, boleh. Yang simple nya sih, pakai aja minyak goreng yang ada di rumah. Boleh kok. Asal minyak baru ya, jangan bekas goreng dan warnanya sudah keruh hehe

Oke setelah memilih bahan, masuk ke proses memasak. Kembali lagi ke poin target MPASI. Anak perlu belajar makan untuk nantinya bisa makan makanan keluarga.

Jadi, masak yang baik itu nasi dan lauknya di pisah. Sama seperti kita. Masak nasi sendiri, lauk sendiri. Bukan dicampur dari awal seperti masak pada slow cooker. (Ternyata itu kurang tepat gaes). Dengan cara masak dipisah, citarasa yg dihasilkan pun akan lebih khas makanan dan bervariasi. Kita bisa leluasa masak berbagai menu. Opor, semur, sop, gulai, dll. Apa? Masa anak bayi dikasih opor? Ya gak apa apa. Tinggal sesuaikan teksturnya aja. Dimasak lembut, dan saring untuk usia 6 bulan.

Bumbunya bagaimana? Pakailah bumbu yang normal dipakai untuk menu tersebut. Kalau mau masak opor, ya pakai bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit, sereh, lada, salam, garam dan gula. Iya semua pakein aja. Oiya untuk garam dan gula, hanya sedikit saja ya. Harus dibatasi seujung sendok teh saja.

Duuh kok ini malah makin repot sih masak MPASI? Segala dibikin opor. Hahhaa.

Bukan, ini bukan bermaksud repot kok, justru memudahkan. Jadi, kalau orang di rumah mau makan opor, ya masaklah opor, anak bayi juga bisa makan opor yang sama tanpa perlu masak dua kali. Untuk garam dan rasa pedas jika mau ditambah untuk orang dewasanya, bisa diberikan setelah lauk untuk si bayi sudah dipisahkan. Gampang kan?? 😆😆

Ah opor ribet. Haha (itu mah pendapat aku dulu). Yauda aku kasih contoh sayur bening bayem deh. Iris bawang merah, bawang putih, kunci. Tunggu air mendidih, masukkan bayam dan jagung peret (apa tuh? Haha itu loh jagung yg diiris piso haha) dan (daun) salam. Tambah garam dikit. Sisihkan untuk nak bayi. Setelah disisihkan, tambahin garam, penyedap (kalau mau), cabe iris. Hmm mantap dah tuh.

Simple kaaan? Iya sesimpel ituh.

Nah setelah matang itu, kita bisa saring lauknya, kemudian sajikan bersama nasi. Setelah di piring boleh diaduk? Ya boleh aja.. kan udah mateng semua..

Akan beda deh rasanya jika masak dipisah dan masak dicampur.

Seperti halnya kita masak nasi liwet teri, sama makan nasi pake ikan teri. Beda kan? Karena cara masaknya juga beda.

Gitu ya gaes~~

Gimana? Gampang kan? 

Kalau kalian gimana cara masaknya? Punya pengalaman unik? Berbagi dan tulis di kolom komentar ya. Siapa tau bisa berbagi info baru yang belum aku tahu. :)

Btw, udah dulu ya, semoga cerita dan penjelasanku yang puanjang ini bisa ada manfaatnya. Diikutin boleh, gak diikuti ya gapapa. Semua aturan makan dan masak itu kembali pada hak otoritas orang tua terhadap anaknya. Tugas kita adalah saling berbagi info dan menyemangati.

Semangat zeyeeng~~ 


With love,

Bunda Rausyan

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Keren sharingnya mom era 🤗💕

    BalasHapus
  2. Wiii hebatt mom eraa bgusss bgtt sharing2nyaaa

    BalasHapus
  3. Cakep bunda rausyannnnn... sering² yaaaaaa hehe

    BalasHapus
  4. Numpang promo ya Admin^^
    ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
    ayo segera bergabung dengan kami di ionpk.biz ^_$
    add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^

    BalasHapus